Jumat, 10 Oktober 2008

Cahyo Pimpin BUMD Kepri

TANJUNGPINANG, (KE) - Pasca mundurnya Reviansyah selaku Dirut PT Pembangunan Kepri yang berada di bawah naungan BUMD Kepri, para pemegang saham langsung melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB), Jumat (19/9) lalu.

Rapat tersebut menghasilkan empat keputusan. Pertama, menerima pengunduran diri M Reviansyah sebagai Dirut. Kedua, para pemegang saham meminta Reviansyah untuk bertanggung jawab sesuai kapasitasnya dengan mengikuti aturan perusahaan yang berlaku.
Ketiga, para pemegang saham menunjuk Cahyo Satrio Prakoso, sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan menjadi Direktur Utama yang baru. Masa jabatannya sampai periode masa jabatan berakhir atau RUPS selanjutnya. Keempat, demi efisiensi anggota direksi untuk sementara hanya berjumlah dua orang.

Hal ini disampaikan Komisaris Utama PT Pembangunan Kepri, Drs HM Sani yang juga Wagub Kepri dalam konferensi persnya di Radio Republik Indonesia (RRI) Tanjungpinang. Dalam kesempatan itu, HM Sani yang didampingi Cahyo mengatakan, dengan telah selesainya persoalan tersebut, diharapkan masalah ini tidak akan berkepanjangan lagi.

”Selama berdirinya PT Pembangunan Kepri sudah dilakukan 27 kesepakatan dengan beberapa investor, dan sudah terealisasi menjadi beberapa perusahaan patungan antara PT Pembangunan Kepri dengan investor strategis. Di mana telah beroperasi lima perusahaan patungan, yaitu BPR Kepri Batam, BPR Kepri Bintan, Kepri Enerflow Environment, Sin Kepri Logistics, dan Kepri Jasa Angkasa,’’ kata HM Sani.

Disampaikannya juga, selama setahun delapan bulan usia perusahaan daerah ini berjalan, selain sudah menjalankan fungsi komersil juga sudah dijalankan fungsi sosialnya. Seperti melakukan operasi pasar minyak goreng bersama pemda kabupaten kota yang ada di Kepri.

Ditegaskannya juga, perusahaan ini belum pernah melakukan utang kepada lembaga keuangan. Walaupun yang namanya utang dibenarkan. Untuk jangka pendek, perusahaan ini ditargetkan memperkuat posisi dan fokus pada perusahaan patungan yang sudah berjalan. Kemudian, menjalankan usaha jasa yang dapat menghasilkan pendapatan yang relatif cepat.

Sedangkan untuk jangka menengah, perusahaan ini melanjutkan usaha strategis di bidang infrastruktur dan penambangan. Di antaranya, renovasi pengelolaan Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang, pengelolaan sumur minyak marjinal di Kepri bekerja sama dengan pemda setempat.

Diungkapkan juga, saat ini PT Pembangunan Kepri telah memiliki lima wadah usaha, yaitu PT Kepri Oil Energy, PT Kepri Gas Inti Utama, PT Kepri Malaka Solutions, PT Tenaga Listrik Bintan, dan PT Indonesia Pandu Nautica.

Menjawab Batam Pos terkait berapa tahun targetnya mampu memberikan sumbangan ke APBD Kepri, Dirut PT Pembangunan Kepri, Cahyo mengatakan, optimis dalam setahun ke depan hal itu sudah bisa dilakukan.

”Tahun depan PT Pembangunan Kepri sudah sehat dan bisa memberikan sumbangankan pendapatan ke PAD Kepri,’’ jawabnya. Terkait pertanggungjawaban Reviansyah, Cahyo menegaskan, perusahaan ini sudah dua kali diaudit akuntan publik independen.
Hasilnya adalah wajar tanpa syarat. Ini merupakan penilaian tertinggi untuk audit suatu perusahaan. Walau demikian kepada Reviansyah, jelas HM Sani, tetap memiliki ikatan tanggung jawab hingga beberapa tahun ke depan dengan perusahaan ini. (net)

Tidak ada komentar: